Lombok Barat – Bank Indonesia terus berupaya menanamkan rasa cinta, bangga, dan pemahaman terhadap Rupiah di kalangan masyarakat, khususnya guru yang tergabung dalam organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) KabupatenLombok Barat di Aula Kantor Bupati Lombok Barat Sabtu (13/12).
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Barat M. Hendrayadi menyambut baik kegiatan ini. Guru sebagai orang tua bagi anak-anaknya di rumah agar memberikan tauladan. Keteladanan orang tua menjadi sikap yang bisa dicontoh anak-anaknya. Selain itu, sebagai guru di lingkungan sekolah untuk memberikan materi literasi keuangan ke siswa terutama untuk menabung demi masa depan.
” Saya apresiasi kegiatan ini. Rupiah diintegrasikan dalam kurikulum sehingga siswa sejak dini sudah mengetahui fungsi mata uang, “katanya.

Sementara itu, Ketua PGRI Kabupaten Lombok Barat H. Akhmad Sujai menyambut baik dan bangga organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) bisa berkolaborasi dengan Bank Indonesia (BI).
“Kegiatan ini bukan hanya seremonial, Tetapi prestasi jangka panjang untuk pengembangan karakter dan kompetensi generasi muda,”katanya.
Ia berharap kegiatan ini merupakan awal kolaborasi yang lebih luas dengan Bank Indonesia sehingga kedepan peran guru sebagai ganda terdepan dalam mengedukasi cinta, bangga dan paham rupiah ke siswa di sekolah.
” Modul dan kurikulum CBP sudah berjalan di sekolah , “katanya.

Sementara itu, Kepala Unit Penggelolaan Uang Rupiah Bank Indonesia Provinsi NTB Kadek Budi Arsana menekankan pentingnya sosialisasi dan edukasi untuk membangun kesadaran masyarakat mengenai nilai rupiah.
“Rupiah bukan hanya alat pembayaran, tetapi juga simbol kedaulatan negara dan alat pemersatu bangsa,”katanya.
Sebab Rupiah tidak hanya berfungsi sebagai mata uang dan alat pembayaran yang sah, tetapi juga sebagai simbol kedaulatan negara dan alat pemersatu bangsa.

Menurut Budi guru dipilih sebagai salah satu medium sosialisasi karena menjadi ujung tombak pendidikan bagi siswa. Melalui sinergi edukasi cinta, bangga, paham (CBP) Rupiah yang diintegrasikan dalam kurikulum, diharapkan pemahaman ini dapat ditanamkan sejak dini.
”Edukasi mengenai rupiah kini telah berkembang, tidak hanya mencakup aspek fisik dan keaslian, tetapi juga memanfaatkan teknologi digital seperti augmented reality”, tambahnya.

